Manchester United sukses menjuarai Piala FA dengan mengalahkan Manchester City menghadirkan sejumlah catatan. Termasuk rekor dua pemain remajanya.
Di Wembley, Sabtu (25/5) malam WIB, gol dari Alejandro Garnacho dan Kobbie Mainoo untuk MU cuma bisa dibalas Man City lewat gol Jeremy Doku. Trofi Piala FA pun jadi milik Setan Merah.
Sebelum melakukan pertemuan ini, Manchester United kalah dalam tiga derby Manchester terakhir dan enam dari tujuh pertandingan terakhir mereka lawan Man City-nya Gaurdiola. Simulasi superkomputer Opta menjagokan City memenangkan 68% dari seluruh potensi pertemuan kedua tim, sementara bandar menjagokan City atas United jelang pertandingan.
Manchester United adalah tim pertama dalam 20 tahun, sejak Millwall pada tahun 2004, yang memainkan dua pemain remaja (Alejandro Garnacho dan Kobbie Mainoo) di final Piala FA. Keduanya mencatatkan nama di papan skor pada paruh pertama laga. Dalam sejarah Piala FA, baru kali ini ada dua remaja yang mencetak gol di final.
Garnacho dan Mainoo adalah remaja ketiga dan keempat yang mencetak gol untuk Manchester United di final Piala FA sejak Norman Whiteside (1983 vs Brighton) dan Cristiano Ronaldo (2004 vs Millwall).
Mainoo adalah pemain Inggris termuda (19 tahun, 36 hari) yang mencetak gol di final Piala FA dalam setengah abad. John Sissons-nya West Ham pada tahun 1964 adalah yang sebelum ini melakukannya.
Tanpa menghitung kekalahan adu penalti dari Real Madrid, gelandang Manchester City Rodri tidak terkalahkan dalam 74 penampilan terakhirnya untuk klub. Sebelum ini, kekalahan terakhir pemain internasional Spanyol itu bersama City adalah saat bertandang ke Tottenham, lebih dari setahun yang lalu pada Februari 2023.
Sebelum ini, Manchester United telah kalah dalam 25 laga di semua kompetisi sejak Rodri terakhir kali merasakan kekalahan bersama City.
Manchester City bikin 74,3% penguasaan bola di babak pertama, menyelesaikan 349 operan (tiga kali lebih banyak dari United) tetapi hanya melakukan tiga percobaan dan satu tembakan tepat sasaran.
Mason Mount masuk sebagai pemain pengganti di menit-menit akhir, membantu agar skor pertandingan tetap 2-1. Dia mengakhiri 'kutukan' berupa enam kekalahan berturut-turut dalam laga final di Wembley bersama Derby, Chelsea, dan Inggris. Dalam satu laga final bersama MU di Wembley, ia berhasil juara.
Bruno Fernandes menyelesaikan tiga giringan bola (sebanyak gabungan rekan satu timnya), dan mencatatkan 52 sentuhan, terbanyak dibandingkan pemain United lain, meskipun lebih banyak bermain jauh di depan. Dia juga membuat lima dari total tujuh umpan kunci United.
Dia pun berhasil melakukan 100% percobaan tekelnya - lima, paling banyak di antara semua pemain di lapangan.
Sebelum kedatangan Erik ten Hag, Manchester United sudah lima musim tanpa meraih satu trofi pun.
Dia kini sudah mengantar memimpin klub meraih masing-masing dua piala domestik dalam dua musim kepemimpinannya. Ten Hag juga memenangkan Piala FA sebanyak Jürgen Klopp dan Mikel Arteta.