Arema FC Ngotot Daftarkan Dua Stadion Jadi Homebase untuk Liga 1 2024-2025

 



PEPE4DSPORT: AREMA FC masih dipusingkan dengan persoalan homebase untuk Liga 1 2024-2025. Pasalnya, Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, dipastikan tidak dapat digunakan saat kompetisi Liga 1 dimulai sekitar bulan Agustus 2024.

Manajer Operasional Arema FC Sudarmaji menyatakan, tetap akan mendaftarkan dua stadion yakni Stadion Soepriadi, Kota Blitar dan Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang. Sebab Stadion Soepriadi direncanakan untuk dijadikan homebase untuk paruh pertama Liga 1 Musim 2024/2025. Setelah itu, mereka akan kembali ke Stadion Kanjuruhan pada paruh kedua kompetisi.

"Kami rencananya akan mendaftarkan 2 stadion sekaligus. Stadion Kanjuruhan tetap sebagai homebase utama, sementara yang kedua ada Stadion Soepriadi sebagai alternatif," ucap Sudarmaji, dikonfirmasi pada Rabu (19/6/2024).

Meskipun sudah memastikan 2 stadion untuk kompetisi musim 2024/2025, Arema FC masih menunggu kepastian kapan Stadion Kanjuruhan akan selesai direnovasi. Kalau berdasarkan timeline dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang, Stadion Kanjuruhan akan selesai pada Desember 2024.

"Kami sekarang masih harus memastikan dulu kapan Stadion Kanjuruhan selesai direnovasi. Sehingga kita bisa pastikan kapan mulai memakai Kanjuruhan," kata Sudarmaji.

Alasan inilah yang membuat Singo Edan akan berkandang di Blitar lebih dulu pada Agustus 2024 hingga Desember 2024. Baru kemudian kembali ke Stadion Kanjuruhan yang telah 100 persen direnovasi.

Namun diakui Sudarmaji, penggunaan Stadion Soepriadi, Kota Blitar, itu masih berupaya melobi Pemerintah Kota (Pemkot) Blitar untuk mendapatkan restu penggunaan Stadion di Jalan Kelud, Kelurahan Kepanjen Lor, Kecamatan Kepanjen Kidul, Kota Blitar. Mereka menjanjikan penyelenggara yang aman, sehingga tidak akan ada kerusuhan antar suporter kedepannya.

"Kami sangat ingin berdialog dengan Pemerintah Kota Blitar. Untuk berbincang secara obyektif dan aktual, seputar persiapan keinginan kami berkandang di Stadion Soepriadi," tuturnya.

Sudarmaji mengatakan 
Arema FC akan mengupayakan agar pertandingan tidak dilakukan pada malam hari. Mereka bahkan siap mengurangi jumlah penonton di bawah kapasitas Stadion Soepriadi yang mencapai 15 ribu kursi.

"Pertandingan juga diharapkan berlangsung sore hari saja. Agar Aremania tidak terlalu malam, ketika pulang dari nonton pertandingan. Ini juga menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” tukasnya.

Sebelumnya, Wali Kota Blitar Santoso menyampaikan alasan penolakan Arema FC berkandang di Blitar, selama Liga 1 musim 2024/2025, sambil menunggu proses Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, selesai direvitalisasi. Penolakan ini karena sebagian besar warga Kota Blitar, masih trauma dengan tindakan kekerasan yang dilakukan oknum Aremania, ketika melawan Persebaya Surabaya, pada laga semifinal Piala Gubernur Jawa Timur.

Saat itu kata Santoso, kerusuhan terjadi antar suporter hingga melibatkan warga setempat sekitar stadion. Konon warung, sawah, dan kendaraan warga Kota Blitar, tak luput dari amukan massa. Bahkan saat itu ada kendaraan milik warga Blitar yang dibakar. Pada kerusuhan pasca laga 18 Februari 2020 lalu di Kota Blitar.

Kala itu sendiri Persebaya berhasil menang dramatis 4 - 2 atas Arema FC, hingga memastikan lolos ke babak final Piala Gubernur Jawa Timur 2020.

Stadion Soepriadi Kota Blitar sendiri menjadi opsi alternatif utama, selain Stadion Jember Sport Garden, di Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember, dan Stadion Bumi Wali, di Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban.

Sebagai informasi Arema FC terpaksa harus menjadi tim musafir selama dua musim terakhir akibat tragedi Kanjuruhan, yang menewaskan 135 orang pada 1 Oktober 2022. Selama dua musim itu, Arema FC pernah menggunakan Stadion PTIK, di kompleks akademi ilmu kepolisian, Jakarta, dan beralih ke Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali.

 

 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama