PEPE4DSPORT: MHPArena di
Stuttgart, Jerman, menjadi panggung
terakhir Toni Kroos sebagai pemain
sepak bola. Pada Sabtu, 5 Juli 2024, ia harus melihat timnya kalah 1-2 dari
Spanyol dalam pertandingan perempatan final Euro 2024.
Pekerjaan
telah selesai baginya, yang setelah sempat Kembali untuk memulihkan posisi
Jerman di dunia sepak bola. Ia menjadi pusat perhatian setelah peluit akhir
dibunyikan. Tak hanya rekan setimnya, para pemain Spanyol juga silih berganti
memberikan pelukan hangat buat Kroos. Dani Carvajal dan Joselu, rekan setim Kroos
di Real Madrid musim lalu, bahkan menyempatkan diri
mencium pipinya.
Kroos
adalah pemain Jerman terakhir yang lahir di Jerman Timur. Gelandang hebat ini
bermain 114 kali untuk Jerman, dengan lima pertandingan terakhir di Euro 2024
membantu mengukuhkan posisinya sebagai salah satu permain terbaik sepanjang
masa di negara itu.
Pelatih
Timnas Jerman, Julian Nagelsmann, merasa penghargaan dan pujian tak cukup untuk
melukiskan jasa pemain berusia 34 ini.
‘’Apa yang
dilihat semua orang dan yang jelas adalah keberhasilan olahraga yang ia rayakan
yang luar biasa dan mungkin akan tetap menjadi hal unik bagi pemain Jerman
untuk waktu yang lama, mungkin selamanya, Tentu saja, ia adalah salah satu
pemain Jerman terhebat’’ kata dia.
Kroos sempat pensiun dari Timnas Jerman.
Nagelsmann membujuknya untuk kembali, beigu ia ditunjuk menjadi pelatih Jerman
tahun lalu.
Kroos kembali pada bulan Maret dengan
memimpin Jerman meraih kemenangan persahabatan yang meningkatkan moral atas
Prancis dan Belanda.
Kroos Kembali dan Memberi Arti
Nagelsmann mengenang peristiwa itu. "Saya harus katakan saya merasa sangat
aneh beberapa minggu sebelum berita itu bocor bahwa saya ingin membawanya
kembali, bahwa tidak seorang pun benar-benar menganggap itu ide yang bagus,”
kata dia.
“Empat minggu setelah dia kembali, semua orang mengatakan mereka sudah lama
punya ide itu, mengapa pelatih nasional baru melakukannya sekarang?"
Kondisi Timnas Jerman sebelum kembalinya Kroos sungguh menyedihkan. Mereka
kalah dua kali dan seri satu kali dalam empat pertandingan pertama Nagelsmann
sebagai pelatih. Kala itu ada kekhawatiran nyata bahwa mereka akan mendapat
malu saat menjadi tuan rumah Euro 2024. Fakta bahwa Jerman telah gagal di
setiap turnamen besar sejak tersingkir di babak penyisihan grup sebagai juara
bertahan di Piala Dunia 2018 menambah kekhawatiran itu.
Lalu Kroos datang kembali. Ia memimpin Jerman meraih enam kemenangan dan satu
hasil imbang sebelum Spanyol mengakhiri perjalanannya dalam pertandingan
kedelapan sejak kembali, ketika disingkirkan Spanyol.
Komentar
Kroos seusai Kalah
Kekalahan di perempat final memukul
Kroos. "Kami sangat dekat, itulah yang membuatnya begitu pahit," kata
dia setelah timnya kalah karena gol pemain pengganti Spanyol Mikel Merino pada
menit terakhir perpanjangan waktu.
Kroos kesulitan untuk menjawab soal rencana
setelah pensiun seysai pertandingan itu. "Sejujurnya, saat ini perasaan
utama adalah bahwa turnamen ini sudah berakhir, karena kita semua memiliki
tujuan besar yang ingin kita capai bersama. Dan mimpi yang kita semua miliki
telah hancur begitu saja," kata Kroos.
Pemain yang dikenal dengan umpan superakurat ini juga menolak untuk
mengambil terlalu banyak pujian atas perannya dalam membangkitkan kembali tim
sepak bola Jerman yang sedang berjuang.
"Kami semua berkontribusi untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya,"
katanya.
"Saya senang bisa sedikit membantu sehingga setidaknya di dunia sepak bola
Jerman memiliki harapan lagi dan ambisi untuk maju dan menjadi lebih baik. Dan
saya juga yakin bahwa tim akan mampu melakukannya di masa mendatang."
Kroos memenangi banyak gelar dalam kariernya, sebagian besar bersama Real
Madrid, tetapi juga bersama Bayern Munchen. Ia meraih enam trofi Liga
Champions, empat gelar Liga Spanyol, tiga Bundesliga, tiga Piala Jerman, dan
satu Copa del Rey. Bersama Jerman, kesuksesan terbesarnya adalah meraih gelar
Piala Dunia 2014.
Toni Kroos ingin mengakhiri kariernya dengan gelar Eropa di kandang sendiri
pada musim panas ini. Namun, Spanyol menggagalkan akhir manis itu.
Beruntung
Tak Diusir Wasit
Kroos bisa dibilang beruntung karena tidak diusir keluar lapangan – seperti
legenda Madrid lainnya, Zinedine Zidane – dalam pertandingan terakhirnya. Ia
memulai pertandingan dengan tekel keras terhadap Pedri, yang membuat pemain
Barcelona itu tidak dapat melanjutkan permainan. Ia mendapat kartu kuning dari
wasit Anthony Taylor pada menit ke-67.
Namun, semua yang terjadi di lapangan itu terlupakan setelah peluit dibunyikan.
Para pemain kedua tim berbaris untuk menghormati Kroos yang menutup tirai
kariernya di sepak bola.
Bagi Nagelsmann, sumbangan Kross bukan hanya soal trofi. "Kita tahu
kesuksesannya di bidang olahraga," kata dia. "Yang lebih penting
lagi, yang tidak diketahui kebanyakan orang di sini, adalah karakternya, siapa
dia sebagai pribadi, bagaimana dia berbicara kepada tim saat ini bahkan di saat
yang sangat sulit baginya, bagaimana dia menilai berbagai hal."
Nagelsmann mengatakan Kroos selalu melihat dirinya sebagai bagian dari
kelompok, bahwa ia selalu menjadi pemain tim, meski ia istimewa.
"Dan ia memiliki cara yang manusiawi terhadap anak-anaknya, terhadap
istrinya, terhadap rekan-rekan setimnya," kata Nagelsmann. "Semua hal
ini luar biasa, dan bagi saya, hal-hal tersebut jauh lebih tinggi nilainya
daripada enam gelar Liga Champions dalam penilaian kariernya."
Toni Kroos sudah mengakhiri karier yang panjang dan penuh prestasi sebagai
pemain sepak bola. Tantangan lain, dari pinggir lapangan, mungkin sudah menanti
dia: melengkapi koleksi trofinya sebagai pemain dengan yang diraih sebagai pelatih.